Ditolong Malah Balik Memukul – 1 Samuel 23:1-13
Penulis: Supriyatin, Th.M.

 

Perbuatan baik belum tentu selalu dibalas dengan perbuatan baik pula. Sebab dalam realita hidup ini, banyak sekali peristiwa yang terkadang menjadi pertanyaan: Mengapa sebenarnya aku sudah melakukan perbuatan yang baik, namun balasannya kok malah begini? Biasanya pertanyaan ini muncul dalam diri orang-orang yang kecewa, galau dan merasa dizolimin. Sebab kebanyakan orang ketika memberikan pertolongan kepada orang lain memiliki harapan-harapan, motivasi, dan lain sebagainya.

Yang menjadi pertanyaan: Apakah hal itu menjadi sesuatu yang sah-sah saja, dan memang itu sudah menjadi hal yang lazim, wajar bagi semua orang? Sesungguhnya tidak. Sebab Alkitab sendiri mengajarkan supaya sebagai anak-anak Tuhan untuk tidak menuntut balas atas semua yang kita lakukan kepada orang lain, dan bahkan lakukan semuanya itu seolah-olah untuk Tuhan. Di sinilah kita ditantang untuk tetap memiliki ketulusan hati, keiklasan, tidak menuntut dan apa lagi mengharapkan untuk dibalas.

Lalu bagaimana menyikapi Ketika kita sudah berbuat baik, berkorban untuk orang lain namun mereka tidak berterima kasih, dan malah-malah mereka justru berbalik dan melawan kita? Pengalaman raja Daud bisa menjadi teladan bagi kita, khususnya ketika kita diperlakukan demikian.

 

Pertama, Minta petunjuk dan pimpinan Tuhan (ay. 1-2). Poin pertama ini sesuatu yang sangat penting. Mngapa? Sebab apapun yang akan kita lakukan, baik dalam perkara besar maupun kecil, namun kalau dari awal kita sudah melibatkan Tuhan, minta petunjuk dari Tuhan, dan Tuhan sendiri secara penuh yang memegang pimpinan, maka Dia akan membawa dan memimpin kita akan segala sesuatu yang harus kita lakukan, sehingga tidak salah. Di sinilah kita akan dimurnikan motivasi kita, ketulusan dan keiklasan hati kita ketika kita akan menolong orang lain.

Daud mendengar bahwa Kehila sedang diperangi oleh bangsa Filistin. Namun Daud tidak gegabah dan tergesa-gesa bertindak, namun dia bertanya terlebih dahulu kepada TUHAN: “Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?” Ungkapan ini membuktikan bahwa Daud meminta petunjuk dan pimpinan Tuhan sebelum membantu kota Kehila. Sebab dia tidak ingin melakukan sesuatu tanpa Tuhan dan Bersama Tuhan. Dia percaya bahwa TUHAN yang memiliki kuasa kedaulatan penuh dan Daud meminta TUHAN yang memimpin atas hidupnya secara penuh.

 

Kedua, Daud mau taat pada Tuhan saja (ay. 3-5). Artinya Daud mau menolong kota Kehila dari serangan bangsa Filiskin bukan karena semata-mata Daud ingin menolong, namun Daud melakukan itu semua karena dia ingin menyatakan ketaatannya kepada Tuhan Allah. Sebab bagi Daud, ketaatan kepada TUHAN itu jauh lebih penting dengan apa yang dilakukan oleh Daud. Jadi Daud bukan karena dirinya suka berperang dan merasa mampu memberikan pertolongan kepada kota Kehila, namun karena Daud memang pribadi yang taat secara penuh kepada TUHAN.

Ini suatu teladan yang luar biasa dari Daud untuk kita. Berterima kasih atau tidak, membalas perbuatan baik kita atau tidak, dan bahkan berkianat dan Kembali melawan kita atau tidak, kita harus tetap membantu orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan kita.

 

Ketiga, Berserah penuh pada Tuhan (ay. 9-13). Hal ini berada pada situasi yang sangat membahayakan, mengancam nyawa dan berada dalam situasi antara hidup dan mati, karena Daud menolong kota Kehila. Situasinya sangat tidak mudah: Saul dan pasukannya akan menangkap Daud, orang-orang Kehila akan membantu Saul menangkap Daud, ditambah dengan kondisi kota Kehila yang berpintu dan berpalang. Daud dan orang-orangnya benar-benar dalam situasi yang sangat sulit, terjepit, dan mengancam jiwanya. Namun Daud justru dalam situasi itu tidak “melokke” orang Kehila, ataupun meragukan pimpinan Tuhan. Namun Daud justru mengambil Keputusan yang terbaik, yakni dia dan orang-orangya mau berserah secara penuh kepada Tuhan. Inilah isi hati Daud yang sangat luar biasa.

Sehingga kita lihat, Tuhan memberi jalan keluar kepada Daud dan orang-orangnya, mereka dapat keluar dari kota Kehila yang berkianat dan tidak tahu berterima kasih, selamat dari kepungan raja Saul dan rakyatnya. Jadi, hati yang mau berserah penuh kepada TUHAN akan mendapatkan kelepasan dan keselamatan dari hal-hal yang terburuk sekalipun.

 

Jadi Ketika kita menolong orang lain namun tidak berterima kasih, atau berterima kasih lalu pergi, bahkan ironisnya justru orang yang kita tolong malah berbalik melawan dan memukul kita. Kita tidak perlu sakit hati dan kecewa. Bahkan ketika kita dibenci dan akan dibunuh pun, kita harus tetap menjaga hati supaya tetap bersih dan tidak menjadi marah serta membalas atau pun melawan. Sebab kita melakukan semuanya itu karena TUHAN yang telah memimpin kita, kita ingin taat penuh pada kehendak Tuhan, dan berserah total kepada Tuhan.